Minggu, 14 November 2010

Gaya Hidup Ramah Lingkungan sudahkah mengena di masyarakat Desa?


Gaya hidup saat ini sudah bukan rahasia umum lagi. Kehidupan kota saat ini bukan hanya milik orang kota saja. Kehidupan kota yang terkesan penuh dengan kemewahan kini sudah sangat mudah kita jumpai di desa-desa.
Dampak negative yang di timbulkan dari pola hidup instan yang saat ini dijalani oleh masyarakat pada umumnya adalah ke Lingkungan kita ini.
Penggunaan air yang berlebihan, Listrik yang berlebihan, Penggunaan kendaraan bermotor, dan Penggunaan alat-alat rumah tangga yang tidak ramah lingkungan sangat mudah kita jumpai saat ini. Tidak perlu jauh-jauh kita menyoroti kehidupan di luar sana. Coba kita tengok di sekitar kita. Penggunaan pembungkus makanan dari kantong plastik yang mengakibatkan sampah plastik menumpuk dimana-mana. Jalanan yang penuh dengan kantong plastik ketika sehabis hujan akan mudah kita jumpai ketika air yang ada di saluran air meluber ke jalanan. Hasilnya, jalanan jadi kotor.
Sampah plastik juga mudah kita jumpai di tempat-tempat yang kerap menjadi kunjungan wisata akhir pekan.
Penggunaan kendaraan bermotor juga sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat kita hindari lagi saat ini. Hasilnya, Polusi udara di kota-kota besar sudah tidak terelakan lagi.
Bagaimana dengan orang “Kampung”?
Biasanya orang kempung lebih bijak dalam kehidupan mereka sehari-hari. tapi bagaimana kampung yang dekat dengan kehidupan kota?,..
Gaya hidup tradisional sepertinya sudah jarang kita jumpai. Hampir sebagian besar pengaruh kehidupan kota sudah meracuni pola hidup masyarakat kampung akhir-akhir ini.
Ini yang sempat menjadi bahan diskusi pada obrolan kamis sore di kawasan Cico kamis kemarin. Disebutkan oleh salah satu narasumber bahwa pengaruh kota sudah merasuk ke kehidupan desa. Dahulu yang segala sesuatunya dilakukan dengan gaya tradisional kini sudah mulai menghilang. Itu semua lagi-lagi karena pengaruh kota.
Minimnya penyadartahuan kepada masyarakat bawah menjadi kendala bagi pelestaruian lingkungan. Selain itu, minimnya pihak yang mau terlibat untuk urusan seperti ini juga salah satunya.
Akankah Hilang?
Saat ini kegiatan bertajuk selamatkan lingkungan, ramah lingkungan dan bentuk-bentuk kegiatan yang mengatasnamakan kegiatan ramah lingkungan mudah kita jumpai di Kota-kota saja. Tidak menyentuh ke perkampungan. Padahal kalau dibiarkan gaya hidup perkampungan lama-kelamaan akan hilang juga.
Ketika di kota kebanyakan orang menggemborkan “go green” dan yang lainya yang berhubungan dengan kampanye “ramah lingkungan”, di hulunya sendiri tidak tahu mau berbuat apa.
Orang Kota lebih di mudahkan dengan akses informasi yang cepat dengan adanya Internet. Orang kampung tidak. Ini yang sebenarnya harus menjadi perhatian serius. Orang kota sudah mulai kembali mengenalkan makanan tradisional daerahnya masing-masing. Sedangkan orang kampung/desa sebagian sudah mulai melupakan itu.
Apakan hal-hal seperti ini akan hilang ketika orang kota mulai menyadari bahwa mereka sudah kehilangan banyak hal?
“Mulai dari diri sendiri”
Ada satu tuisan yang aku Kutip dari www.greenlifestyle.or.id
“Bergaya hidup ramah lingkungan bisa dimulai dari rumah kita sendiri. Di sini bisa ditemui beberapa contoh hal praktis yang bisa kita terapkan sehari-hari untuk menghemat energi, mencegah krisis air, mengurangi polusi udara, mengatasi permasalahan sampah, hingga mencegah penggundulan hutan”.
  • Sumber: http://4raptor.wordpress.com/2010/05/30/gaya-hidup-ramah-lingkungan-sudahkan-mengena-di-masyarakat-desa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar